29.12.12

Luasnya Hati


Kisah seorang pemuda yang sedang dirundum berbagai masalah, sehingga menjadikannya putus harapan. Seharian dia duduk termenung meratapi kesedihannya.Tidak jauh dari situ ada seorang tua yang memerhatikan pemuda yang dalam kesedihan itu.
Maka dihampirilah pemuda itu dan berkata “anak muda apa yang sedang kamu fikirkan sehingga membuatkan kamu menjadi lemah dalam kesedihan?”
Pemuda itu menjawab “Apa pakcik peduli! pakcik tidak akan mungkin dapat merasakan apa yang saya alami saat ini…!”
Dengan sabar orang tua itu berkata “Nak… memang pakcik tidak dapat merasakan beratnya beban yang ada dalam hati dan fikiran kamu, tetapi pakcik hanya ingin menjemput kamu untuk minum bersama di rumah pakcik… ayuh  nak?”

Tanpa membantah pemuda itu pun mengikuti orang tua tersebut.
Sesampainya di rumah, orang tua itu membawakan segelas kopi panas dan diberikan kepada pemuda tadi “silakan minum..” kata orang tua itu.
Dan tanpa segan silu lagi pemuda itu  meminumnya dan setelah meminum kopi tadi pemuda itu berkata dengan marah “cuah….pahit sekali kopi ini, apa maksud pakcik?!”
Orang tua itu hanya tersenyum “sekarang bawa kopi pahit yang kamu minum tadi setelah itu campurlah kopi itu dengan air tasik yang ada di belakang rumah pakcik ini” perintah orang tua itu.
Semakin tidak mengerti pemuda itu tetapi dia menuruti perintah pakcik itu.
Kemudian orang tua itu berkata “sekarang kamu minum air tasik yang telah kamu campur kopi pahit itu”
“Masih berasa pahitkah air yang kamu minum ?” kata orang tua itu lagi.
“tidak …. yang ada hanya rasa tawar” jawab pemuda
Dengan tanda tanya ”apa maksud dari semua ini” kata pemuda itu lagi.
Dengan tersenyum, pakcik itu  memberikan penjelasan:
”Jika hati kita seperti cawan maka kita tidak akan pernah boleh menerima kenyataan dan masalah  hidup yang datang silih berganti,sebab ukuran cawan untuk menerima sesuatu itu adalah terbatas. Kadangkala pahit dan kadangkala pula manis.
Akan tetapi kalau mempunyai hati yang luas seperti tasik, kita akan selalu menerima kenyataan yang kadangkala pahit dan menyakitkan dengan berlapang dada.. Kepahitan sesuatu masalah tidak akan merosakkan hidup kita..”
Secara teori memang senang untuk menjadikan hati yang luas yang selalu menerima apa adanya tetapi dalam kehidupan yang sebenarnya sangatlah sukar. Walaupun begitu kita perlu berusaha untuk belajar agar diri terlatih dalam menghadapi masalah  kehidupan. Semoga kita di beri keluasan hati oleh Allah bukan hati yang sempit seperti cawan, tetapi lebih dari itu. 

-akuislam