16.12.12

Allah Janjikan Rahmat Dalam Ujian


Tidak ada keberanian yang sempurna tanpa kesabaran. Sebab kesabaran adalah nafas yang menentukan lama atau tidakan sesebuah keberanian bertahan dalam diri seseorang itu. Jika ada di antara kamu dua puluh orang penyabar, nescaya mereka akan mengalahkan dua ratus orang. Dan jika ada di antara kamu seratus orang (penyabar), nescaya mereka akan mengalahkan seribu orang kafir.” (QS. 8: 65).
Ada banyak orang berani yang tidak mengakhiri hidup sebagai seorang yang pemberani. Kerana mereka gagal menahan beban yang mendatang. Kesabaran adalah daya tahan psikologi yang menentukan sejauh apa kita mampu membawa beban, dan sekuat apa kita mampu survive dalam menghadapi tekanan hidup. Mereka yang memiliki sifat ini pastilah berbakat menjadi pemimpin besar. “Dan Kami jadikan di antara mereka sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka bersabar dan mereka selalu yakin dengan ayat-ayat Kami.” (QS. 32 : 24).

Tetapi kesabaran itu pahit. Semua kita tahu begitulah rasanya kesabaran itu. Dan begitulah suatu masa Rasulullah saw mengatakan kepada seorang wanita yang sedang menangisi kematian anaknya: “Sesungguhnya kesabaran itu hanya pada ujian pertama.” (Bukhari dan Muslim).
Jadi, yang pahit dari kesabaran itu hanya permulaannya. Kesabaran pada ujian pertama menciptakan kekebalan pada ujian selanjutnya. “Mereka memanahku bertubi-tubi, sampai-sampai panah itu hanya menembus panah,” kata penyair Arab terhebat sepanjang sejarah, Al-Mutanabbi.
Mereka yang memiliki naluri keberanian, harus mengambil saham terbesar dari kesabaran. Mereka harus sabar dalam segala hal: dalam ketaatan, meninggalkan maksiat atau menghadapi cubaan. Dan dengan kesabaran tertinggi, sehingga akhirnya kesabaran itu sendiri yang gagal mengejar kesabarannya,” kata Ibnul Qayyim.

Allah tak pernah janjikan langit selalu biru, jalan hidup tanpa batu,
matahari tanpa hujan, kebahagiaan tanpa kesedihan, sukses tanpa
perjuangan.

AkuIslam